Allah

Jumat, 08 November 2013

Amazing Cerpen Muallaf



Al-Badr’
Oleh : Syarif Hidayat

Samuel Alexander George, prajurit tentara yang sangat taat dengan perintah komandanya. Selain itu dia juga sangat taat dengan agamanya, ayahnya adalah aktifis gereja di suatu gereja pusat, sementara ibunya adalah pembawa lagu kerohanian di gereja. Dia adalah anak yang paling disayang karna dialah yang sangat menguasai agama kristiani diantara saudara-saudaranya.
Suatu ketika Komandanya mendapat informasi dari negara Indonesia, tepatnya di daerah gunung watu unggul. Disana ada suatu pondok pesantren yang diserang oleh teroris terkenal Souliaman. Namun di sana dia menyamarkan diri menjadi Sulaiman.
Lalu memang ada apa dengan pondok itu?. Pondok pesantren itu adalah podok pesantren yang terkenal akan hasil minyak bumi dan rempah-rempah yang melimpah. Lantas Sam, Michael dan John Fredy diutus untuk menangkap teroris itu, karna  diutus untuk menangkap teroris itu, karna tentara Indonesia kewalahan menghadapi mereka. Setelah sampai dinegara Indonesia mereka melakukan jalan-jalan keliling Indonesia.
Saat sampai di pondok mereka diberi kamar kosong yang masih ada di pondok. Keadaan disana memprihatinkan. Ketika malam hari selalu ada bom yang meledak, sontak para santri ketakutan, ternyata bom ini sengaja ditinggalkan di sudut-sudut pondok yang kemudian akan meledak sendiri. Namun suatu malam Sam melihat anak buah Sulaiman. Kemudian dilemparnya chip Rj5 yang bisa merekam segala aktivitas yang dilakukan oleh para teroris itu.
Pagi harinya sensor yang diterima Sam sangat mengejutkan. Para teroris itu akan menghancurkan seluruh pondok pesantren besok pagi karna disana ada suatu benda pusaka yang sangat mahal harganya. Sam kemudian memberitahukan berita ini kepada Pengurus, Pemilik pondok. Saat itu juga semua santri diungsikan. Setelah pondok benar-benar kosong Sam, Michael, dan John berpatroli sepanjang malam. Namun pihak Amerika mengirimkan dua agen rahasia untuk membantu Sam Cs.
And so began the war, paginya perang benar dimulai, dua tank muncul sambil menebaki pondok. Dan kemudian diikuti oleh banyak sekali teroris dan Sulaiman. Mereka bertiga seakan tidak takut dengan banyaknya musuh. Mereka tetap konsisten dengan melindungi pondok ini. Dengan senjata seadanya mereka bertiga melawan Sulaiman Cs. Sementara dua agen menyusup ke masing-masing tank untuk melawan dari belakang.
Namun tiba-tiba ledakan besar terjadi. Dduuuuaaarrr... tepat di antara dua tank ledakan terjadi. Sam mulai khawatir jika agen rahasia itu mati. Sam dan dua kawannya seperti terdesak, akan kalah. Mereka terkepung oleh geng Sulaiman. Mereka seperti menyerah tanpa nasib. Kini hidup  mereka benar-benar tinggal diujung tanduk.
Namun dari atas bukit ada seorang santri yang mengumandangkan Sholawat Al-Badr’ dengan lantangnya, kemudian diikuti oelh semua santri. “Sholatullah... Shalamulllah... Alla Thoha rosulillah, Sholatullah.. Shalamullah.. Alla yasin.. Habibillah” serentak semua santri melantuntan Sholawat itu. Bukan Cuma itu dua agen Amerika tiba-tiba muncul dan juga melantunkan sholawat itu.
Hal luar biasa terjadi. Semangat Sam, Michael, dan John seperti penuh tiba-tiba. Mereka menghajar satu per satu para teroris yang menggepungnya. Dan hanya menyisihkan tiga orang, termasuk Sulaiman. Si Souliaman ini akhirnya menyerah tanpa syarat. Dua agen itu kemudia membawanya ke penjara Internasional.
Setelah kejadian itu Sam, Michael, dan Johnmengucap janji “Ash hadu alla illa hailallah, wa ash hadu anna muhammadar rasulullah”. Mereka masuk islam karna Hidayah Allah yang luar biasa ini. Mereka pun mengganti nama mereka, Sam menjadi Syamsul Arifin Al-Badr’, Michael menjadi Ahmad Mikail Al-Badr’, dan John menjadi Abdullah freedy Al-Badr’. Nama mereka di beri Al-Badr’ karna dari situlah mereka tau, bahwa Islam-lah agama yang benar.

Jumat, 01 November 2013

Cool Cerpen



Dia Yang Malang
Oleh : Syarif Hidayat

Rumah Sakit Adhi Rama, itulah tujuanku. Namun suasana keteka perjalanan bagai melawan tentara peran yang hendak menyerbu kita. Hujan turun sangat lebat, jalanan gelap bagai melewati gua kesengsaraan. Aku yang saat itu nbaik motor sendiri seperti harus berjuang menembus benteng badai yang sangat mengerikan. Aku seperti bekerja keras untuk sampai ke RS Adhi Rama itu, dimana Ibuku melahirkan adik ke-2 ku.
Akhirnya sampai juga di RS itu, dengan cepat aku berlari ke lantai 3. Rumah sakit ini ramai bagai pasar, maklum hari ini hujan lebat yang sangat hebat, banyak orang yang enggan pulang dan memilih berteduh di depan RS.
Ketika sampai di kamar Ibuku, senang sekali rasanya dimana saat itu ibuku sedang menyusui adik baruku. Disana ada Ayah dan Adik pertamaku, juga ada nenek. Akupun mulai menggendng adik baruku, dalam hati aku berkata “Terima kasih Tuhan, telah memberikanku adik yang sempurna ini.”.
Setelah itu aku hendak buang air kecil, melewati sebuah kamar yang terbuka pintunya. Ada seseorang yang terbaring disana. Setelah selesai Buang air kecil, aku kembali kekamar itu, melihat daftar pasien yang berada disamping pinntu. Namanya tidak asing, persis seperti temanku, teman lamaku. “Rina Nur Dina” Usia 16 th. Karna penasaran aku masuk sambil mengucap salam.
Ternyata memang benar dia Rina kawan Sd ku dulu. “Hai Rina, apa kabar?” sapaku. “Aku sangat baik”, jawabnya. “Kok masih gendut-gendut aja, kapan kurusnya?”, kataku untuk menghibur dia. “iiihhh...kamu ya..”, katanya sambil menjiwitku. Syukur dia tersenyum kembali. Aku berusaha terus menghibur dia agar dia senang.
Setelah puas bercanda aku bertanya, aku bertanya “Kenapa kamu disini?”. “Aku gak papa kok”, balasnya. Namun karna penasaran aku lihat penyakitnya di data yang terletak di tempat tidur Rina. “Astaghfirulla Haladzim...”, aku kaget bukan kepalang, Rina juga kaget. “Kenapa?, Tau tentang penyakitku ya?”. ”Iya, maaf ya aku gak tau”, ujarku. “Iya gak papa”. Ketika aku ingin tanya penyebab kenapa Rina menjadi begitu, aku disuruh pulang, karna urusan Ibuku dan Keluargaku di RS sedah selesai. Jadi aku belum sempat tanya.
Esok harinya saat pulang sekolah, saat di lampu merah aku liha Rina sedang mengemis sambil membawa alat bantu untuk berjalan karna kaki kanannya tidak ada. Aku hampiri lalu aku sambung pertanyaanku yang belum aku tanyakan saat di RS. Lantas dia bercerita....
“Dulu waktu itu, aku pernah tertabrak truck hingga kakiku harus diamputasi. Namun Orang Tua ku justru cerai saat tau aku kecelakaan, entah apa sebabnya. Sementara itu semua benda di rumahku serta rumahku diambil oleh Paman, aku tidak boleh tinggal disana lagi. Paman hanya membantu proses di RS saja. Mereka semua tidak mau menerima aku karna waktu aku jadi anak orang kaya aku menyalah-gunakan kekayaan Orang Tuaku, aku juga pernah pacaran terlalu jauh, Paman takut jika hal yang sma terjadi padanya.”
Mendengar ceritanya aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Lalu naku ucapkan janji kepadanya akan membantunya. Sementara itu dia hanya mengangguk dengan berlinag air mata. Lantas aku pergi melanjutkan perjalanan ke rumah.
Sampai dirumah aku ceritakan semua kepada Orang Tuaku, mereka mengerti. Paginya aku menemui Rina dengan senyum yang lebar. Aku tanyai dia “Rin, apa cita-citamu?”, dia hanya menjawab “Jadi Pemusik”. Tidak lama kemudian Orang tuaku datang dengan menggunakan mobil. “Ayo ikut Rin?”, kataku. “mau kemana?”, tanyanya. “Ayo pokoknya ikut”, jawabku.
Betapa senangnya Rina ketika sampai ke tempat tujuan. Kita tiba di SLB khusus orang cacat. Dia mengucapkan banyak terima kasih kepadaku dan kepada Orang Tuaku. Dia juga diberi kursi roda oleh Orang Tuaku. Dia mulai sungguh-sungguh brlatih musik biola kesukaannya. Dia tidak lagi bersedih karna memikirkan masa lalunya, kini dia membuka lembaran baru.
Aku senang sekali membantunya, aku juga berjanji akan belajar sungguh-sungguh, giat dan rajin. Meski aku anak orang kaya, aku tidak ingin menyalah-gunakan kekayaan Orang Tuaku. Aku juga tidak ingin pacaran dulu, karna ingin konsentrasi kuliah.

THE END???