(Tinta Hitam Enggar)
Pagi-pagi Enggar sudah bangun.
Padahal waktu masih menunjukan Pukul 03.30 WIB. Setelah sholat malam lansung
saja dia melihat pesan masuk di Hpnya, sebab semalam dia ketiduran saat masih
sms`an sama pacarnya.
Enggar adalah orang yang hebat,
jika menurut banyak orang dia itu sempurna, karna bisa membagi waktu dengan
sempurna, mulai dari mengurusi masjid selama Al-Ustad Takmir pergi, Adzan,
hingga mengarahkan pasukan Rebananya. Semua orang suka terhadap sikap Enggar.
Hingga pada suatu saat dia diuji
sama Allah. Dia divonis positive terkena HIV/AIDS oleh dokter di Rumah Sakit.
Penjelasan dokter sederhana, yakni karna adanya nyamuk yang menularkan virus
itu ke tubuh Enggar. Otomatis semua orang yang mengenal Enggar semua menjauh,
termasuk pacarnya sendiri. Namun keluarga & bebrapa teman yang masih peduli
mencoba menghibur Enggar.
Dan kini pekerjaanya setiap hari
hanya Menulis dengan menggunakan Pena bertinta Hitam. Yang dia tulis tidak lain
adalah kisah Riwayat hidupnya sendiri. Karna kini telah ada yang menggantikan
tugasnya Di Masjid, dia hanya bisa brada di pembaringan Rumah Sakit.
Semua orang yang dekat dengan Enggar
hanya bisa berdoa Semoga dia sembuh, walaupun tidak mungkin lagi sembuh. Dan
banyak juga yang menghibur dengan cara-cara unik.
Dia kini juga menderita Tifes berat
yang dibarengi dengan Herpes yang selalu membuatnya sedih. Ketika Melihat Kabar
Enggar, Sinta yang seorang Biduan yang Berparas cantik juga datang ke RS.
Dengan nada pelan Sinta berkata
“Hai Enggar, bagaimana kabarmu?”. “Alhamdulilah baik Sinta”, jawabnya kalem.
“Hmm.. maaf cuma bisa bantu Doa”, sambung Sinta. “Iya Sin, itu udah lebih dari
Cukup koq. Tapi sebaiknya kamu Jangan lama-lama disini, nanti Rizki marah
lho..”. “Gak Papa Enggar, Toh aku hanya datang untuk menjenguk,”.
Mata Enggar berkaca-kaca Melihat
Sinta bekata seperti itu, dan bagi Enggar melihat wajah Sinta = Obat Galau.
Tentu saja ada sinyal-sinyal Cinta diantara mereka. Dan akhirnya Sinta pun
rutin menjenguk Enggar.
Hingga suatu saat penyakit Enggar
jadi parah & kini ia koma, tidak sadarkan diri. Keluarga Enggar,
Teman-teman Enggar, dan Sinta hanya Bisa berdoa. Setelah 2 jam berlalu Dokter
keluar sambil membawa Catatan kecil + bunga.
Semua orang mengerubungi dokter
& bersamaan berkata “Bagaimana Dok??”. “Maaf, saya telah berusaha
semaksimal mungkin, Namun Allah berkehendak lain”. Jawab Dokter.
Semua orang lantas berkata, “Apa..???”, dan ada
yang menyambung “maksudnya??...”. “Iya pak”. Jawab Dokter. Sontak depan ruang
rawat Enggar terdengar Paduan suara Tangis orang-orang yang tidak rela Enggar
pergi. Lebih-lebih Sinta.Lalu dokter menghampiri sinta & berkata “Dek, kamu Sinta?”. ”Iya dok.”. “Begini dek, dek Enggar menitipkan ini sama saya.”. sambil menunjukan catatan kecil + setangkai bunga. Catatan itu berisi :
Betapa terkejutnya Sinta.Tanpa
pikir panjang Sinta langsung menemui jasad enggar seraya berkata dengan keras
yang diiringi tangisan, “ Enggar, I Love You too!!!” begitu terus menerus
hingga menjelang fajar.
Esok harinya Enggar akan
dimakamkan. Ketika hendak dikafani setelah dimandikan, Sinta mencium tangan
Enggar sambil mencucurkan air matanya & berkata “Enggar, Aku sayang
kepadamu Enggar, tolong kembalilah kepadaku”.
Ketika sinta berkata seperti itu
3x, suasana yang cerah menjadi mendung, lalu hujan hebat terjadi, petir
menyambar silir berganti, Listrik pun ikut mati. “Subhanallah, Masya Allah,
Astaghfirullah haladzim, Allahu Akbar!!!”, begitu paduan suara tasbih yang
terjadi.
Subhanallah, saat perhatian semua
orang keluar, jasad Enggar membuka matanya & berkata “Assalamu`alaikum
warohmatullahi wabarokatuh” hampir semua orang ketakutan, terbelalak kaget,
lantas Enggar melanjutkan “Terimakasih sinta,”sambil tersenyum. Ternyata Enggar
hidup kembali?.
Senang dicampur kaget dirasakan
oleh sinta, & dengan nada pelan ia berkata “Enggar, aku juga cinta
kepadamu”. Enggar tersenyum lebar mendengar perkataan Sinta. Banyak orang yang
pulang karna ketakutan, & tidak sedikit orang yang bersalaman dengan
Enggar. Lantas Sinta & Enggar pun menjadi pasangan kekasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar